A. Pentingnya Bermain Untuk Anak Usia Dini.
Bermain untuk anak usia dini
bukan hanya hak akan tetapi kewajiban, karena bermain
merupakan aktivitas yang melekat dan menjadi penciri sepanjang masa
perkembangan anak usia dini. Bermain menjadi strategi belajar yang tepat dan
natural yang dilakukan oleh anak usia dini. Dengan
bermain, anak akan mendapatkan proses pembelajaran yang sesuai dengan tahapan
perkembangannya secara natural. Oleh karena itu aktivitas bermain biasanya
muncul secara alamiah pada anak usia dini kapan saja dan di mana saja ketika
mereka menjelajah berbagai sumber belajar di lingkungan sekitar untuk
mengetahui dan menemukan berbagai hal yang mereka anggap menarik.
Aktivitas bermain memungkinkan
anak mengekspresikan pengetahuan, pemahaman dan nilai-nilai dirinya serta menggunakan hal itu untuk berinteraksi dengan
berbagai konteks lingkungan. Bermain juga menjadi penting sebagai sarana bagi anak usia dini
mengembangkan fantasi dan kreativitasnya, kebutuhan gerakan fisik/motorik serta
menemukan dan memperkaya perbendaharaan kosa kata, pengetahuan dan nilai yang
diperoleh ketika berinteraksi sosial.
Bermain
pada anak usia dini akan lebih bermakna, menarik dan menyenangkan jika disertai
dengan menggunakan alat permainan edukatif. Tidak
hanya itu, bermain akan
bermakna bagi anak apabila terencana, tertata lingkungannya dan diberikan
pijakan oleh Pendidik atau orang dewasa sehingga dapat mengembangkan semua
kemampuan anak. Maka menjadi sangat penting bagi para pendidik untuk memahami tingkat
perkembangan anak. Alat permainan edukatif akan membantu
pendidik menjembatani tingkat pemahaman pendidik dan tingkat pemahaman anak.
Anak usia dini (0-6 tahun) berada dalam tahap sensori-motor (0-2 tahun) dan
pra-operasional kongkrit (2,1-7,0 tahun) yang sebagian aktivitasnya dilakukan
melalui bermain dan senang mengggunakan berbagai alat permainan.
Menurut Hurlock bermain dibagi menjadi dua jenis,
yaitu:
1. Bermain aktif
Bermain aktif adalah
bermain dengan kegembiraan yang timbul dari apa yang dilakukan anak itu
sendiri. Kebanyakan anak melakukan berbagai bentuk bermain aktif,tetapi
banyaknya waktu yang digunakan dan banyaknya kegembiraan yang akan diperoleh
dari setiap permainan sangat bervariasi. Berbagai bentuk bermain aktif yang
popular dikalangan anak adalah :
a. Bermain
bebas dan spontan
Contohnya :
✐ Anak-anak
ada yang bermain boneka, bermain mobil-mobilan dalam satu ruangan yang sama.
b. Bermain
peran
Contohnya :
✐ Bermain
keluarga-keluargaan, anak-anak ada yang menjadi ayah, ibu, kakak dan adik.
✐ Bermain
pasar-pasaran anak-anak ada yang menjadi penjual dan ada yang menjadi pembeli.
c. Mengumpulkan benda-benda
Contohnya :
✐ Jaman dahulu
anak-anak sering mengumpulkan pecahan genteng (bite) untuk dijadikan bahan
permainan temprak.
✐ Mengumpulkan
biji-bijian sebagai bahan permainan congklak.
d. Membangun
dan menyusun.
Contohnya :
✐ Bermain boy-boyan,
biasanya dalam permainan ini anak-anak akan menyusun potongan-potongan genteng
bagi yang menjadi lawan menghancurkannya kembali dengan bola kasti. Begitulah
sampai akhir hingga didapatkan pemenangnya yang berhasil mendirikan tumpukan
genteng.
✐ Bermain
membuat istana atau gunung dari pasir.
e. Games dan
olahraga.
Contohnya :
✐ Bermain
kucing dan tikus.
Dalam satu lingkaran yang didalamnya ada yang menjadi tikus, sedangkan
yang menjadi kucing berada diluar lingkaran yang harus mengejar tikus dengan
cara mengejarnya dan mendobrak lingkaran tersebut yang terbuat dari anak-anak
yang lainnya.
✐ Bermain
gobak asin
f. Bermain musik.
Contohnya :
✐ Memukul
kaleng atau galon air secara teratur agar menjadi music.
✐ Bermain
musik tradisional disekolah.
g. Eksplorasi
Contohnya :
✐ Bernain undur-undur.
Dalam permainan ini anak-anak akan meneliti sebuah lingkaran kecil dalam
tanah, apakah didalam tanah tersebut ada hewannya atau tidak sambil bernyanyi.
h. Melamun
Contohnya :
✐ Bermain
melamunkan menjadi seorang pahlawan kebenaran seperti menjadi power ranger.
✐ Melamunkan
menjadi seorang pembalap yang mengendarai mobil balap.
i.
Bermain computer
Contohnya :
✐ Bermain
playstation
✐ Bermain game dari internet
2. Bermain pasif
a. Membaca
Contohnya :
✐ Membaca
majalah.
✐ Membaca Koran.
b. Melihat dan
membaca komik
Contohnya :
✐ Membaca
komik doraemon.
✐ Melihat
topeng monyet.
c. Menonton
film / TV.
d. Mendengarkan
radio.
e. Mendengarkan
musik
B. Prinsip
Pengembangan APE Berbasis Bahan Lokal
Prinsip
pengembangan APE berbasis bahan lokal yang perlu diperhatikan pendidik PAUD
diantaranya adalah :
1. Akomodatif
pada kebutuhan, karakteristik dan tahapan perkembangan anak (DAP)
2. Aman
dari berbagai aspek (sesuai SNI ISO 8124).
3. Menarik
dan Menyenangkan.
4. Mudah
dan Praktis.
5. Mengandung
berbagai pengetahuan dan nilai-nilai.
6. Memanfaatkan
potensi dan sumber daya yang ada di lingkungan sekitar, termasuk bahan bekas
layak pakai.
C.
Pengembangan APE Bahan
Lokal
1. Pantai
Pantai sebagai
salah satu bentuk permukaan alam yang ada di Indonesia merupakan salah satu
tempat yang indah dan dengan potensi alam yang luar biasa. Selain
pemandangannya yang menjadi komoditas pariwisata, pantai juga memiliki
bahan/material yang sangat bermanfaat sebagai sumber belajar anak. Ada pun
bahan-bahan yang dapat ditemui di pantai yaitu pasir, batu-batuan kecil maupun
besar, air, tanah, pepohonan yang ada di sekitar pantai. Semua itu dapat
menjadi alat permainan edukatif. Salah satunya yaitu pasir, dengan pasir
anak-anak dapat bermain membangun. Anak-anak akan mengeksplor imajinasinya
membangun istana, rumah, masjid, benteng atau apapun yang ingin mereka buat
dengan pasir yang ada di pantai.
2. Pegunungan
Daerah
pegunungan kaya akan pepohonan yang bermacam-macam,dari yang kecil sampai yang
besar. Selain itu, di pegunungan banyak beraneka jenis tumbuhan bunga, buah,
dan juga pohon-pohon rindang yang dapat dimanfaatkan dari akar hingga daunnya. Biji-bijian,
bambu, pelepah, bunga, daun, batang pohon, serabut dan tempurung kelapa, jerami
padi dan tanah liat adalah sebagian yang dapat dijadikan alat permainan
edukatif. Seperti engrang yang terbuat dari bamboo atau dari tempurung kelapa.
3. Perkotaan
Di perkotaan banyak tempat penjualan bahan bangunan,
toko-toko kelontong, pasar, maupun tempat makan dan minum, supermarket, toko
swalayan, toko besi, pasar grosir. Masing-masing tempat tersebut memiliki
barang-barang khusus. Alat permainan dari tempat-tempat tersebut terdiri atas
benda-benda yang sebenarnya dan bukan tiruan, sehingga anak-anak akan sangat
menyukainya karena merasa seperti dalam kehidupan yang sebenarnya. Apalagi bila
pekerjaan ini dia lihat dalam keadaan sehari-hari,misalnya, dari toko besi kita
dapatkan : Karet gelang, catut, tang, gergaji kecil, penggaris, palu kecil,
kertas amplas macam-macam ukuran dari kasar ke halus, berbagai macam cantolan,
tutup dan sekrup, berbagai ukuran paku dan sebagainya. Dari toko makanan dan
kue dapat dikumpulkan, misalnya : Gelas-gelas plastik bekas, piring kertas, cup
eskrim dan sendoknya, biscuit huruf, binatang, angka-angka kecil, tusuk gigi,
tusuk sate dan sebagainya. (Mayke. 2001:75-76). Di supermarket/toko swalayan dapat
juga dibeli maupun dikumpulkan macam-macam benda yang dapat digunakan sebagai
alat permainan yang dapat dikelompok-kelompokan.
4. Perkebunan
Daerah
perkebunan memiliki kekhasan tersendiri dalam pengolahan sumber daya alam,
khususnya dalam pengembangan alat permainan edukatif. Kekhasan itu tergantung
apa yang ditanam di perkebunan tersebut, seperti perkebunan buah diantaranya
semangka, melon, durian, jeruk bali, jeruk, dll. Selain itu ada juga perkebunan
bunga seperti bunga mawar, bunga matahari, bunga sedap malam dll. Perkebunan
lainnya juga seperti perkebunan teh, perkebunan karet, perkebunan pohon jati,
dll. Kreativitas pengembangan alat permainan edukatif biasanya muncul karena
terbiasa berhadapan dengan bahan-bahan itu. Contoh alat permainan edukatif yang
berkembang di daerah perkebunan jeruk bali yaitu dengan menggunakan kulit jeruk
bali sabagai bahan membuat mobil-mobilan.